Minggu, 23 September 2012

Plesetan Pemain MU

Kiper MU yang kalau liburan ke Jawa sering menyamar jadi orang setempat?

Erwin Pak De Sar



Kiper MU yang suka menggosip?

Tomas KUSCAK. Suka kuscak-kuscuk



Kiper MU yang punya hipermarket?

David De GEAnt. Geant Hipermarket



Defender MU yang masih suka kolokan?

NeMANJA Vidic



Defender MU yang masih keturunan Melayu?

RIAU Ferdinand



Defender MU yang suka mengecil?

Chris SMALLing



Stopper MU yang merangkap jadi back kiri dan gemar overlapping?

Johny EVRAns



Back MU yang juga anggota kura-kura ninja?

RAphAEL



Back MU yang pernah kena penyakit menular?

Patrick LEVRA



Back MU yang suka sama Ayu Ting-ting?

John O’SHEAK. Sheak asheak2x kenal dirimu...



Back MU yang sering jadi simbol kekalahan?

PHIL Jones. Menelan Phil Pahit, hiks...



Gelandang MU yang suka plesetan?

Michael CARRICK. Carrick Pelipur Lara...



Pemain MU yang paling pintar?

Paul SCHOOLES, punya banyak sekolahan.



Muridnya yang cerdas?

Tim CLEVERly



Klub Inggris tempat selingkuhannya Park Ji Sung?

PARK Quens Rangers



Gelandang MU yang giginya nggak rata?

Ryan GIGIS

Gelandang MU yang suaranya bagus?

NANI. Bernani dengan suara merdu



Orang tuanya Ashley Young namanya siapa?

Ashley OLD



Antonio Valencia punya dua kakak. Siapa namanya?

Antonio BARCELONA dan Antonio MADRID



Gelandang MU, ANDERSON, ternyata punya saudara kembar cewek. Siapa namanya?

Anderdaughter



Pemain PSSI yang pernah jadi idola Wayne Rooney?

ROONEY Patteynasaraney



Tokoh Kartun Disney yang jadi Striker MU

Donal WELLBECK



Striker MU yang suka berbaris?

Berbatov.BERBAris BERsama BERBatov (di stadion BERnabeu yang BERdebeu...)



Reptil yang jadi striker MU?

Cicak. Javier CICAKrito

Kamis, 15 Juli 2010

Humor Piala Dunia 2010

Penyerang Argentina yang dulu suka menyanyi lagu anak-anak
Lionel Maissy

Penyerang Spanyol yang punya banyak tempat peristirahatan di Puncak
David Villa
Juan Capdevilla

Gelandang Brasil yang disukai adik-adik
Kaka

Penyerang Belanda yang berasal dari Bandung
Robin van Persieb

Penyerang Belanda yang berasal dari Kediri
Robin van Persiek (halah....)

Penyerang Belanda yang berasal dari Solo
Robin van Persies (hwalah lagi...)

Penyerang Uruguay yang ada kalau banyak anak-anak
Diego Forlan, jalan forlan-forlan

Penyerang Uruguay yang punya banyak saudara orang Indonesia
Luis Suarez, masih sodaraan sama Suardi, Suarjo, Suartono

Penyerang Jerman yang masih kena flu
Thomas Meller

Penyerang Jerman yang suka di Kamar Mandi
Lukas ODOLski
Miroslav KLOSET

Pemain Jerman/ Ghana yang punya hubungan darah dengan wanita Sunda
Jerome BU ATENG
Kevin Prince BU ATENG

Gelandang Jerman yang agak-agak nakal
Mesut USIL

Gelandang Spanyol yang selalu siaga
Cesc BERGEGAS

Pemain Spanyol yang suka bertugas di kelas
Gerard PIKET

Back Spanyol yang suka makan nasi
Sergio RAMES (baca: Sego Rames)

Pemain Spanyol yang suka nyanyi dangdut
IKER Nurjannah

Back Belanda yang membantu para penjual
Giovanni van BUNGKUS

Pemain Uruguay yang membuat bergidik
Edinson KAFANi

Senin, 02 November 2009

Kertas yang Segera Dibuang dan Dilupakan

Sejumput kertas bekas
Suatu ketika sangat kuperlukan
Kala isi kepala ini perlu dikeluarkan
Bersama pena dan gerakan tangan
sang kertas bekas menjadi tumpuan lahirnya pemikiran

Kertas bekas itu bertumpuk
Kubundel menjadi beberapa bagian
Uh, banyak benar tumpukannya
Hmm, berarti banyak juga pikiranku yang tercurah padanya

Akhirnya catatan pada kertas bekas itu kupindahkan
Pada format digital yang lebih abadi
Sembari aku menata kembali curahan pikiran dan isi hatiSatu per satu kertas bekas itu kusisihkan
Untuk kemudian kusingkirkan

Lembaran kertas bekas itu kini menumpuk
Tak berarti lagi
Karena catatan padanya telah kusalin
Dalam format yang lebih rapi
Tak ada gunanya lagi untuk memenuhi meja kerjaku
Bahkan ia telah menjadi beban di situ

Menjelang ia kusingkirkan
Sejenak kulihat coret-coretan diatasnya
Hmm, sudah menjadi takdirnya yang harus segera pergi, harus segera dimusnahkan
Dan keberadaannya akan segera dilupakan
Dan digantikan oleh mereka yang lebih baru
Namun dalam sejenak itu aku merasa bahwa ia pernah berperan
Meski aku sadar bahwa dia pun musti kutinggalkan

Sejenak berperan, sudah itu dimusnahkan, dan dilupakan
Takdir si kertas bekas yang pernah jadi tumpuan pemikiran
Hmm, tetapi, bukannya itu takdir semua yang ada di dunia ini?

Bandung, 1 November 2009

Kamis, 15 Oktober 2009

Si Kembar dan Mesin ATM

Kata istri saya, ITB adalah kampus yang paling nyaman untuk jalan-jalan (suit, suit...). Selain suasananya yang teduh, penuh pohon berbunga, ada burung-burung (awas, ketiban eek burung...), dan nyaman untuk pejalan kaki (ya, iya lah, kan desainnya kudu memperhatikan accesibility for diffabables --> sok ngarsitektur...).

Salah satu tempat favorit kami saat jalan-jalan di ITB (sama anak2, tentunya, kalau berdua 'kan bisa disuit-suitin mahasiswi...), adalah mesin ATM. Awalnya karena musti memenuhi hasrat dasar kebutuhan manusia (ambil doku, kamsudnya, soalnya tanpa ini 'kan nggak bisa beli2), namun lama-lama saya merasa nyaman berada di kotak kecil ini, ini karena adhemm nian, soalnya ada AC-nya menyala terus. Akhirnya kadang-kadang nggak terlalu butuh pun maksain masuk ke kamar ATM, meski cuma narik 20 ribu doang, yang penting ngademm...

Dan moment ini pastinya tak dilewatkan oleh si Kembar, yang kemudian bikin moment-moment sendiri di kotak kaca ini. Dari kotak kaca ini, mereka berdua mencoba melihat ke luar. Jelas nggak bisa, wong kacanya dilapis stiker kaca es yang buram gitu. Alhasil, si kembar mencoba melongok dunia di luar kamar ATM melalui kaca yang tidak ditempeli stiker buram, yaitu kaca di bagian bawah. Soalnya kalau melongok lewat kaca bagian atas, belum nyampai (ya, iya lah, memang mau sunggi-sunggi-an...). Suatu saat saya melihat atraksi bocah kembar tersebut dari luar kamar ATM. "Atraksi" dua kepala kecil berdimpitan dengan wajah nyengir usil nongol di balik kaca bening bagian bawah ATM (aduh, susah banget nulisnya, bayangin aja 'ndiri, deh...) membuat beberapa pengantri ATM "tercuri" perhatiannya (terlihat dari raut muka yang berubah rada kaget --> sok analitis mode: on).

Interaksi si Kembar dengan mesin ATM berlanjut. Kali ini kebiasaan kalau ikut bundanya di ATM, mereka bergaya menadahkan tangan di depan mesin ATM seolah-olah uang dari ATM nya bakal jatuh. Begitu kebiasaannya, dan dilakukan secara bergantian. Padahal yang terjadi sesungguhnya uangnya nggak bakalan jatuh, tapi dengan gayanya itu, mereka menarik uangnya. Narik uang saja kebanyakan gaya. Padahal nggak semua urusan sang bunda di ATM menarik uang. Kadang mengecek apa transferan sudah masuk atau belum (maklum, businesswomen...). Dan kalau udah kejadian gini, si Kembar kecele, lah akhirnya, sudah terlanjur gaya, bukannya dapat doku, malah dapat kwaci. Kwaciaaan, deh, lu...
(baru nggak kwacian kalau ada orang lain liat gaya-gaya kalian di ATM, terus narik duit, sebagian dikasihin ke kalian. Maunya, tuh...)

Urusan dengan uang, si Kembar juga punya tingkah lain. Pas saat lebaran, anak-anak mendadak dangdut, eh, mendadak kaya, karena dapat THR dari pakde budhe oom dan tantenya (btw: kok lebih banyak disebut oom tante, ya, nggak paklik bulik?). THR yang yang paling disukai si Kembar adalah kala mendapat dua ribuan baru sebanyak masing-masing sepuluh biji dari tante dan eyangnya. Nah, ketika oomnya yang lain ngasih masing-masing 50 ribuan, cuma selembar, si Kembar protes. "Oom, nggak mau. Maunya dikasih yang banyak, kayak yang dikasih tante tadi..." Wee, dasar bayi-bayi, tahunya 10 lembar 2 ribuan baru lebih banyak daripada selembar 50 ribuan. Biasa, masih terpukau oleh jumlah dan bentuk, bukan esensi...(nyindir yang dewasa, nih, yee...). Tapi, nggak papa, deh, siapa tahu tahun depan kalian akan dikasih 10 lembar 50 ribuan baru (maunya...)

Snapshots: Komputer yang Bisa Mengetik Sendiri

Snapshot 1: Komputernya bisa ngetik sendiri...

Saya rada males kalau harus ngeformat USB flashdisk 1GB, karena bisa memakan waktu satu jam lebih (waduh, ini bisa termasuk timevora, nih= sejenis makhluk pemakan waktu, :D). Nah, pas ada kesempatan menjemput Fulli (sambil bawa si kembar tentunya, biar suasana jadi renyah di jalan...), saya putuskan untuk mempformat itu flashdisk. Sebelum berangkat saya sempat buka note book, colok flashdisk, dan run format, berharap kerjaan ini sudah kelar begitu kami pulang nanti. Jenina yang melihat ayahnya justru bekerja di depan komputer mendadak bertanya,
Jenina: "Ayah kok kerja? Nggak jadi jemput kak Fulli" (raut muka memelas do'i seakan berkata kok kita tidak jadi pergi)
Ayah: "Jadi, nak. Ayah cuma mau memformat flashdisk. Biar waktu kita pergi, komputernya tetap bisa kerja".
Jenina: "Hah, jadi komputernya bisa kerja sendiri? Bisa ngetik sendiri?" (sembari matanya berbinar, mungkin membayangkan komputer bokapnya "ngetik" sendiri")
Ayah: "Bukan, Jen. Maksudnya..."(males ngejelasin, ah, nunggu dia gede aja baru dijelasin...)

***

Snapshot 2: Tuna Maya

Gara-gara pulang dari les ndengerin syair lagunya Kris Dayanti tentang "tuna cinta", Fulli langsung tanya:
Fulli: "Ayah, tuna cinta itu apa, sih?"
Ayah: "Lho, kan kayak tuna wisma, tuna netra, tuna rungu. Kalau tuna wisma artinya apa?
Fulli: "Orang yang nggak punya rumah"
Ayah: "Kalau, tuna rungu?"
Fulli: "Orang yang nggak bisa mendengar"
Ayah: "Kalau tuna netra?"
Fulli: "Orang yang nggak bisa melihat?"
Ayah: "Kalau tuna maya?"
Fulli:"....????"
Ayah: "kalau ikan tuna?"
Fulli:"....???" (belum ngerti kalau bokapnya baru baca buku plesetannya Kelik Pelipur Lara...)

Sabtu, 19 September 2009

Malam Lebaran: Bulan di atas Kuburan

Judul di atas merupakan puisi karya Sitor Situmorang yang saya kenal pertama kali kala SMP. Ya, puisi itu memang berisi kata-kata yang menjadi judul tulisan ini. Karena itulah saya hafal sampai sekarang.Bu Lastri, guru bahasa sastra saat itu, menjelaskan makna di balik puisi singkat Oom Sitor itu. Puisi itu, kata Bu Lastri, melambangkan kritik sang penyair terhadap cara berlebaran masyarakat Indonesia. Lebaran, harusnya diperingati dengan renungan mendalam, sebuah kedukaan karena harus berpisah dengan bulan gelimang pahala. Tapi orang-orang malah merayakannya dengan foya-foya.

Namun beberapa tahun setelah itu, saya mendapatkan penjelasan lain mengenai puisi itu. Konon Pak Sitor tidak menyampaikan opini apa-apa terhadap puisinya tersebut. Kebetulan pas malam lebaran, dia melihat ada bulan di atas kuburan. Cling... dan lahirlah puisi tersebut. Tetapi kalau dilihat lebih jeli, penjelasan ini sepertinya tidak tepat, mengingat lebaran selalu jatuh pada tanggal 1 kelender hijriah, di mana bulan tidak terlihat dari bumi. Atau jangan-jangan yang ngawur itu puisinya. Cobalah tengok ke langit kala malam lebaran. Kecuali petugas hilal (yang melihat bulan dengan teropong), niscaya Anda tak akan melihat bulan.

Ngawur atau tidak, mbeling atau serius, pengamatan atau khayalan, puisi itu jelas telah menamkan makna bagi banyak orang. Seperti interpretasi yang diajarkan Bu Lastri kepada anak2 didiknya: dimana harusnya kita merenung akan kedukaan kita, dan bukannya berfoya-foya.

Hmm, kali ini saya punya penafsiran tersendiri. Kebetulan saat ini malam lebaran, dan ada sedikit kedukaan yang tengah menemani saya. Tetapi ini cukup mengantarkan empati saya pada kedukaan-kedukaan yang lebih besar yang dialami saudara-saudara saya pada malam lebaran. Kedukaan yang dialami mereka yang "berani mati" untuk mengantre sembako ramadhan. Kedukaan yang saya lihat ketika para mustahiq menunggu dari pagi, sebelum panitia zakat datang, untuk menerima jatah zakat fitrah mereka. Kedukaan yang dialami seorang anak kecil yang setelah menerima paket zakatnya, dicegat oleh 3 orang lelaki dewasa, dan memaksa anak tersebut untuk menyerahkan bungkusan zakat itu. Zakat fitrah, yang oleh Nabi Muhammad diharuskan diberikan kepada mereka yang berhak sebelum sholat idul fitri. "Supaya di tidak ada kelaparan di Hari Raya", pesan beliau.

Di balik konsep zakat fitrah ini, tersimpan kenyataan bahwa memang ada kelaparan pada hari raya. Memang ada kedukaan saat masa lebaran. Kedukaan karena manusia harus menjalani takdirnya hidup di bumi ini. Namun, ditengah kedukaan itu, masih ada seberkas sinar yang menyapa. Masih ada zakat fitrah yang bisa melupakan rasa lapar pada masa lalu.

Yah, masih ada bulan di atas kuburan di malam lebaran.

Rabu, 16 September 2009

Negara-negara "Lucu"

Negara apa yang tampan
Afgan (istan)

Kalau negara cantik
Kamerun. Kamerun Diaz

Negara yang menjual pecel
Yu Nanik

Negara yang membantu menjual pecel
Ita dan Lia (anaknya Yu Nanik)

Negara yang bikin ketawa saat ngelenong
Mali. Mali Tongtong

Negara yang penduduknya sulit bilang tidak
Negeriya (maksudnya nigeria)

Negara apa yang bisa bikin bau
Mbuangthai

Negara apa yang anggotanya Leonardo, Donatello, Michaelangelo, dan Raphael
Korea. Korea-korea ninja

Negara yang tidak pernah gagal
Brasil

Negara yang jadi judul film-nya Warkop
Kenya. Maju kenya, mundur kenya

Negara yang dibutuhkan saat tidak ada pom bensin
Swedia. Swedia bensin 4 tax

Negara yang bisa bikin geregetan
Rwanda, Rwanda kembang

Negara yang selalu ditulis tetapi tidak pernah diikuti.
Maroko. Maroko bisa mengakibatkan gangguan kesehatan dan impotensi

Negara yang kerap menjadi awal dongeng
Yaman. Yaman dahulu kala...

Negara yang menjadi awal hitungan
Fiji. Fiji, foro, felu, fafat...

Negara yang mengingatkan pada Halo-halo Bandung
Sudan. Sudan lama beta tidak berjumpa dengan cow...

Negara yang membuat deg-degan.
Arab. Arab-arab cemas

Negara yang enak dipetik di malam sunyi
Hawaii. Hawaii gitar (btw, hawaii bukan negara, bro...)

Negara yang disukai Katon Bagaskara dan Ruth Sahaeta, eh, Sahanaya
USA, Usa kau simpan lara sendiri...

Negara yang tidak pernah hilang
Kan Ada...

Negara yang menjadi idaman wanita
Russia. Sepatu dari kulit russia (ih, lagu jadul, nih. Penyanyinya Ria Resti Fauzi...)

Negara yang ditanam di pinggir jalan tol
Albasia (pecahan dari Albania --> ngarang....)

Negara yang merupakan hasil kawin silang antara Orc dan Goblin
Urug-uay (baca: urukhai)

Negara-negara yang bisa bikin kaca mobil pecah
Peru. Perusuhan suporter sepakbola.

Negara yang menjadi pendiri kerajaan Mataram
Panama. Ki Ageng Panamahan

Negara apa yang bisa bikin selamat
Haiti. Haiti-haiti di jalan

Negara apa yang ada menjadi ciri kota Semarang
Togo. Togo Moda

Negara seribu satu malam
Irak (ini serius, lho...)

Negera seribu satu masalah
Indonesia (ini serius juga, loh...)