Kalau kau tak sanggup menjadi beringin yang tegak di puncak bukit,
jadilah saja belukar, tetapi belukar terbaik yang tumbuh di tepi danau,
Kalau kau tak sanggup menjadi belukar,
jadilah saja rumput, tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.
Kalau kau tak sanggup menjadi jalan raya,
jadilah saja jalan kecil, tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air.
Tidak semua jadi kapten, tentu harus ada anak buahnya.
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendah nilai dirimu
Jadilah saja dirimu, sebaik-baik dirimu sendiri...
***
Untuk menghafal bait-bait di atas, aku harus rela dibentak-bentak oleh senior-senior di Gaputa. Terdorong oleh kedalaman maknanya, bait-bait itu pun terhafalkan. Dan terus hingga kuteruskan kepada junior-junior ku.
Bahkan sampai sekarang. Ketika aku menjadi dosen wali di ITB, bait-bait di atas ku bagikan kepada mereka. Mudah-mudahan masih ada yang mengingatnya kini. Sempat terdengar sedikit selentingan ketika mereka, "wah, dalem banget..."
***
Dan saat ini, ketika tengah mengarungi hiruk pikuk-nya dunia, bait-bait itu pun bernyanyi kembali. Mengingatkanku kembali, apa yang sebenarnya kucari di dunia ini.
Bandung, 23 Desember 2008
Selasa, 23 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
kayaknya gak akan pernah lupa...
sebuah perenungan yang dalam...
tentang hidup
setuju juga kata mas jono hehehe.........
Posting Komentar